Techopit.xyz - Kecelakaan pesawat yang
menimpa pemain sepak bola pernah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah. Salah
satunya seperti yang terjadi pada 6 Februari 1958 silam. Tujuh pemain
Manchester United (MU) tewas dalam perjalanan pulang usai pertandingan Piala
Eropa melawan klub Red Star Belgrade di Yugoslavia.
Mereka adalah pemain andalan
yang tengah naik daun kala itu seperti kapten kesebelasan Manchester United,
Roger Byrne, serta Mark Jones, Eddie Colman, Tommy Taylor, Liam Whelan, David
Pegg dan Geoff Bent.
Pesawat British European
Airways Penerbangan 609, yang membawa para pemain Manchester United yang
bersinar kala itu , dijuluki "Busby Babes", bersama dengan sejumlah
pendukung dan wartawan. dalam perjalanan kembali dari sebuah pertandingan Piala
Eropa di Beograd, Yugoslavia, melawan Red Star Belgrade, tetapi harus berhenti
di Munich untuk mengisi bahan bakar, akibat dari perjalanan non-stop Belgrade
ke Manchester, yang di luar batas kemampuan jangkauan pesawat sekelas Airspeed
Ambassador.
Setelah mengisi bahan bakar,
sang pilot, Kapten James Thain dan kopilot Kenneth Rayment, mencoba lepas
landas maksimal dua kali, tetapi harus membatalkan kedua upaya tersebut karena
gangguan di mesin. Takut bahwa mereka akan terlambat jadwal, Kapten Thain
menolak menginap di Munich dan memilih melakukan upaya lepas landas untuk
ketiga kalinya.
Ketika ban pesawat menyentuh
lumpur, pesawat kehilangan kecepatan, membuat pesawat tidak dapat lepas landas.
Pesawat menabrak pagar dan melewati ujung landasan, sebelum sayap pesawat
membentur rumah terdekat sehingga sobek.
Chief Executive Maskapai
BEA, AH Milward mengatakan saat kecelakaan tengah terjadi badai salju yang
parah di Munich, sehingga pilot sempat menunda penerbangan untuk mengantisipasi
gangguan pada mesin. Namun saat cuaca dianggap membaik, pesawat tetap mengalami
masalah saat terbang.
Awalnya, kecelakaan pesawat
diduga karena sang pilot James Thain kurang memperhatikan saat mengendalikan
sayap pesawat saat lepas landas. Namun kemudian terungkap bahwa tumpukan salju
telah membuat proses tinggal landas tersebut kacau. Dan pesawat celaka.
Khawatir bahwa pesawat akan
meledak, Kapten Thain menyuruh para penumpang yang selamat pergi menjauh sejauh
mungkin. Meskipun demikian, kiper Manchester United Harry Gregg tetap di dekat
bangkai pesawat untuk menarik korban yang selamat dari reruntuhan pesawat. 20
dari 44 orang di pesawat tewas dalam kecelakaan. Yang terluka, beberapa di
antaranya sudah tak sadarkan diri, dibawa ke Rumah Sakit Rechts der Isar di
Munich di mana 3 orang meninggal, sehingga yang selamat hanya 21 orang.
Seperti dimuat BBC on This
Day, Satu pemain lainnya Duncan Edwards meninggal dunia di rumah sakit
15 hari kemudian setelah kecelakaan.
Manajer MU saat itu Matt
Busby mengalami luka parah dan langsung diberikan transfusi darah. Sedangkan
bomber Setan Merah Bobby Charlton mengalami cedera pada bagian kepala. Tapi
mereka beruntung, nyawanya terselamatkan.
Sejak tragedi Munich,
Manchester United harus buru-buru mempersiapkan timnya lagi. Sempat hadir
spekulasi bahwa mereka sebaiknya mengundurkan diri saja dari semua kompetisi
dan mempersiapkan tim secara lebih leluasa untuk musim berikutnya.
Pembicaraan-pembicaraan
penuh keputusasaan banyak terjadi, mulai di Old Trafford, markas tim, tempat
latihan, bahkan di koridor rumah sakit. Namun, ketua kesebelasan saat itu,
Harold Hardman, mengeluarkan pernyataan yang mengguncang semua orang dengan
penuh rasa tidak percaya sambil dikombinasikan dengan kekaguman:
“Di saat paling berat
seperti ini pun, kami akan melanjutkan program musim ini. Kami memiliki utang
kepada masyarakat dan juga sebuah kewajiban kepada sepakbola.”
Jimmy Murphy, asisten Busby
yang tidak ikut melakukan perjalanan ke Munich, diberi tugas mengambil alih
tim. Saat itu ia sedang melatih tim nasional negaranya, Wales, untuk melaju ke
Piala Dunia.
Tugas pertama Murphy adalah
melawan Sheffield Wednesday di Piala FA. Ia dengan cepat mengatur skuat
terutama dari sekumpulan pemain cadangan dan pemain muda yang tidak ikut dalam
perjalanan yang berakhir tragedi itu.
Usaha Murphy dan staf
kesebelasan bekerja sangat keras untuk mencari pemain. Tapi sejak hari itu,
United menjadi kesebelasan yang penuh simpati. Banyak kesebelasan rival yang
menawarkan bantuan mereka.
Liverpool dan Nottingham
Forest adalah dua kesebelasan pertama yang menghubungi United untuk bertanya
tentang apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu United. Apakah mereka bisa
meminjamkan pemain atau memberikan uang santunan.
FA juga mencoba membantu
United dengan membebaskan aturan “cup-ties” yang bisa membuat satu pemain
bermain dengan dua kesebelasan yang berbeda selama satu musim (untuk ajang
piala, dalam hal ini adalah Piala FA). Perubahan peraturan ini membuat Stan
Crowther datang dari Aston Villa, ia memulai pertandingan pertamanya melawan
Sheffield Wednesday satu jam setelah menandatangani kontrak.
Dengan memasang skuad lain,
Manchester United kemudian bertanding dalam partai Final FA Cup melawan Bolton
Wanderers. Namun klub yang bermarkas di Kota Manchester ini kalah.Dan musim
yang penuh tragedi akhirnya usai sudah, tanpa medali, tanpa gelar,dan hanya
tragedi.
Klub Red Star Belgrade yang
dikalahkan MU dalam pertandingan di Yugoslavia merekomendasikan agar para MU
mendapat gelar juara kehormatan dalam European Cup.
Posting Komentar