Techopit.xyz ~ 24 Mei 1941, pagi hari, 2 kapal perang Jerman menembus perairan membeku di Atlantik Utara. Penjelajah berat Prinz Eugen memimpin di depan, di belakangnya ada kapal perang terbesar dari AL Jerman, kapal tempur Bismarck. Bismarck dan Printz Eugen sedang dalam misi untuk menyelinap ke Atlantik dan menyerang konvoi Inggris. Konvoi sangat penting bagi kelangsungan Inggris, tanpanya Inggris tidak dapat melanjutkan perang. 

Otto Ernst Lindemann ditunjuk sebagai kapten Bismarck. Tapi komandan misi penting ini adalah Admiral Gunther Lutjens yang telah berpengalaman dengan kapal tempur/penjelajah-tempur Scharnhorst dan Gneisenau. 

Tanpa diketahui Jerman, 30 mil ke tenggara, 2 kapal Inggris bergerak menuju titik pencegatan dengan kecepatan penuh, kapal tempur HMS Prince of Wales dan kebanggaan dari AL Inggris, HMS Hood. Admiral Lancelot Holland memimpin dari Hood. Rencana Admiral Holland adalah mencegat kapal-kapal Jerman di ujung selat Denmark dan memotong di T mereka, posisi dimana kapal Inggris dapat menembak dengan full-broadside sehingga semua meriam utama baik di haluan maupun buritan dapat digunakan. 


Tapi malam sebelumnya, Inggris kehilangan kontak dengan kapal-kapal Jerman dan terlambat untuk bergerak ke posisi sesuai rencana sehingga Jerman mendapat keuntungan dengan mendahului Inggris di Selat Denmark. Jerman mendapat keuntungan posisi yang sebenarnya diincar oleh inggris dengan memotong T kapal musuh. Diatas kertas superioritas jelas berada dipihak Inggris, Inggris memiliki 8 meriam 15 inci dan 10 meriam 14 inci sedangkan Jerman hanya memiliki 8 meriam 15 inci dan 8 meriam 8 inci. Namun karena Jerman berhasil memotong T kapal Inggris, hilanglah superioritas tersebut. 

Tapi Inggris tidak mengubah haluan dengan bekal harapan, Hood adalah lambang kekuatan AL Inggris. Pukul 05.35, pengamat di Prince of Wales menemukan kapal-kapal Jerman 17 mil jauhnya. Admiral Holland memiliki pilihan untuk bergabung dengan Norfolk dan Sufflok dan membuntuti Bismarck sembari menunggu Admiral John Tovey dengan kapal tempur King George V dan Rodney untuk menyerang Bismarck atau memerintahkan skuadronnya sendiri untuk menghabisi Bismarck. Holland memilih untuk menyerang sendiri. 

Pukul 05.52 pagi, 14 mil dari Bismarck, Hood membuka tembakan ke arah Printz Eugen yang dikira oleh Holland merupakan Bismarck. Proyektilnya mendarat di sisi kanan Prinz Eugen. Kapten kapal Prince of Wales, John Leach mengetahui kekeliruan ini dan menyimpang dari perintah Holland dengan menembak Bismarck yang asli. Salvo dari Prince of Wales segera menyusul namun juga meleset dan jatuh ke laut. Menyadari dirinya diserang kapal perang Inggris,  Admiral Lutjens awalnya menolak untuk membalas tembakan. 

Inggris terus menyerang. Proyektil menjerit di atas kapal Jerman dengan kecepatan tinggi lalu jatuh ke laut menimbulkan muncratan-muncratan air setinggi 60 meter. Tapi Lutjens masih menolak untuk membalas tembakan. Misi yang diberikan kepada Lutjens adalah untuk menyerang konvoi kapal dagang Inggris dan sebisa mungkin menghindari konfrontasi dengan kapal perang Inggris yang jauh lebih unggul dari segi kuantitas. Prince of Wales mencetak hit pertama di Bismarck dimana 3 pelurunya berhasil mengenai Bismarck dan menimbulkan sejumlah kerusakan. 


Akhirnya Kapten Lindemann yang frustrasi berkata, “I'm not letting my ship get shot out from under my arse. Open fire!”. Saat itu pukul 05.55, baik Bismarck dan Prinz Eugen membalas tembakan Inggris dan memusatkan tembakan mereka ke Hood. Ini berarti dari 4 kapal, hanya Prince of Wales yang tidak kebagian peluru sama sekali, mungkin enak bagi kru Prince of Wales tapi tidak bagi Hood yang kemudian terkena tembakan. Proyektil mengenai tempat penyimpanan peluru meriam 4 inci dan menimbulkan kebakaran. Proyektil lain mengenai Hood di dekat menara utamanya. 

Admiral Holland mengetahui ancaman jika proyektil 15 inci Bismarck mengenai dek Hood yang lapisan bajanya yang tipis, hanya sekitar 3 inci. Peluru yang datang dengan lintasan sudut tinggi saat menghujam dek Hood dapat dengan mudah menembus lapisan bajanya dan meledak didalam. Holland segera memacu kapalnya sehingga cukup dekat untuk memaksa penembak Jerman menembak dengan lintasan tembak yang lebih rata. Proyektil diharapkan mengenai lapisan baja 12 inci di lambung Hood daripada dek yang jauh lebih tipis. 

Pukul 06.00, pada jarak 8 mil dari Bismarck, Holland memerintahkan belokan tajam ke kiri untuk mengambil posisi full-broadside sehingga dapat menggunakan meriam yang ada di buritannya. Saat itu Holland merasa berada pada jarak aman dari ancaman peluru Bismarck yang mungkin dapat mengenai dek Hood. Tapi Holland salah perkiraan. Bismarck segera menembakan meriam 15 incinya yang terkunci ke Hood. 

Setelah 20 detik mengudara, sebuah proyektil penembus baja seberat 1700lbs menghujam Hood. Proyektil penembus baja berhasil menembus dalam kedalam  lambung kapal. Setelah itu awak Prince of Wales menyaksikan pemandangan mengerikan saat kembang api raksasa melonjak hingga setinggi 300 meter dari antara tiang kapal Hood. Lalu diikuti sebuah ledakan besar yang membelah kapal besar itu menjadi 2. Hood, kapal perang terbesar dan kebanggaan Al Inggris telah meledak di bagian tengah dan patah menjadi 2. Ternyata peluru penembus baja Bismarck berhasil mengenai gudang penyimpanan mesiu utama Hood jauh dibawah deknya. Hal ini ibarat menembak seseorang tepat di kepala atau mengenai jantungnya. Dalam beberapa menit setelah ledakan besar tersebut, ia segera ditelan gelombang dan setelah itu tidak terlihat apa pun dari kapal besar ini. 

Saat Hood perlahan-lahan tenggelam ke bawah gelombang, meriam depannya menembakkan sebuah tembakan terakhir sebelum terdiam di kegelapan Samudra Atlantik. Korvettenkapitan di Prinz Eugen yang menyaksikan perlawanan heroic sampai detik terakhir ini, dengan mulut tertutup dan nafas tertahan, melepaskan teropongnya lalu berkata pada kawannya : “Aduh Graff!! Ia masih melawan, apa engkau melihatnya? Pelaut yang sejati, yang melawan sampai menemukan ajal” Kata Korvettenkapitan Prinz Eugen. HMS Hood, kapal perang terbesar milik AL Inggris tenggelam dalam 3 menit bersama dengan 1418 awaknya termasuk Admiral Lancelot Holland. Hanya 3 awak yang selamat dan semuanya adalah pelaut. 


Kapten Prince of Wales, John Leach segera memerintahkan belokan tajam ke kanan untuk menghindari kuburan Hood yang mungkin masih ada awaknya yang terapung. Dengan hilang Hood, HMS Prince of Wales berada dalam posisi yang sangat rentan. HMS Prince of Wales adalah kapal baru dengan awak yang belum begitu terlatih dan masih mengalami banyak masalah teknis terutama di bagian meriam. Prince of Wales membawa persenjataan yang kuat, 10 meriam 14 inci tapi 8 meriam ini ditaruh pada konsep menara meriam quadruple yang terbaru  yang belum teruji dan sering mengalami malfungsi. 

Bismarck dan Prinz Eugen mengarahkan meriam mereka ke kapal Inggris yang sendirian. Strategi Jerman sederhana, kirim peluru ke arah target. Bismarck dan Prinz Eugen menembakan meriam utama dan meriam secondarynya secara cepat ke Prinze of Wales. Tapi serangan bertubi-tubi dari kapal-kapal Jerman terbukti terlalu kuat untuk kapal terbaru Inggris dengan lapisan baja lambung 16 inci ini. Segera Prince of Wales menerima 7 tembakan, 4 dari meriam 15 inci dan 3 peluru kecilan mungkin dari 8 inci Printz Eugen atau 5,9 inci dari Bismarck, membunuh 13 awaknya dan menyebabkan meriamnya macet. 

Pukul 06.10, setelah menembakan 23 salvo, Prince of Wales membuat tabir asap dan mundur dari pertempuran. Admiral Lutjens dari Bismarck memerintahkan untuk tidak mengikutinya. Bismarck menderita kerusakan akibat 3 proyektil 14 inci dari Prince of Wales, 2000 ton air laut memenuhi kompartemen depannya dan tangki bahan bakarnya bocor. Bismark harus kembali ke pangkalan untuk perbaikan. Pada pukul 18.14 sore 24 Mei 1941, Bismarck berpisah dari Prinz Eugen dan menuju ke pelabuhan Brest di Prancis yang diduduki Jerman. Pada akhirnya Bismarck tenggelam setelah dikeroyok dan dihabisi oleh armada kapal AL Inggris yang telah bertekad untuk membalaskan tenggelamnya HMS Hood dalam pelariannya ke Perancis.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama